Perjalanan dilanjutkan hari kedua. Kemarin aku udah jalan-jalan di Myeongdong district. Kali ini aku rencana mau ke district Dongdaemun hingga Gwanghwamun. Aku paginya bangun agak telat jam sembilan pagi, karena kemarin malemnya jalan sampai tengah malem hahaa… Sebelum berangkat, siap-siap dulu. Sekalian aku juga banking enterprise represent out dari hostel, karena malem kedua mau remain sama temenku yang dari Jepang (dia jalan-jalan ke Seoul, dan kita ketemuan di Seoul). Tapi di hari terakhir aku bakal balik lagi ke hostel itu. Jadi, luggage-nya aku titip disana aja. Cuma bawa tas ransel kecil. Sekitar jam 10:30 aku keluar dari hostel, jalan kaki menuju ke arah Seoul station.
Aku memang gak naik tube karena mau menikmati perjalan disana. Jalan keliling tanpa pakai GPS, karena hand-phone gak bisa connect wifi. Sama seperti di Jepang, wifi di Seoul susah di access untuk pengunjung dari luar negeri. Hanya di tempat-tempat tertentu saja ada complimentary wifi. Hanya bermodalkan selembar peta berbentuk brosur dan mengandalkan papan penunjuk arah yang ada di jalan. Sampailah aku Dongdaemun.
Kondisi kotanya tidak terlalu ramai, mungkin karena saat itu hari senin dan semua pada di kantor. Aku jalan-jalan disekita Dongdaemun sambil foto-foto dan buat video perjalanan. Dari Dongdaemun, aku jalan kaki lagi ke district Gwanghwamun. Kalau ditanya lokasi dimana, aku juga kurang tau persis. Cuma mengandalkan insting dan peta aja hahaha… Tau-taunya sampai aja disana. Sama seperti di Dongdaemun, aku gak ada belanja atau melakukan aktivitas khusus disana. Cuama jalan, foto-foto dan buat video perjalanan.
Aku dan Ayumi (temen ku dari Jepang) janjian ketemu di station Hoehyeon jam 13:00. Dari station Dongdaemun naik tube Cuma fifteen menit. Sampainya di Heohyeon station, aku jalan-jalan dulu di Namdaemun market. Ini adalah pasar yang terkenal di Seoul. Sama seperti di Indonesia, dipasar ini juga menjual segala jenis keperluan. Dari makanan, pakaian, elektronik dan lainnya. Kegiatan di Namdaemun marketplace juga ramai, banyak pengunjung local maupun wisatawan asing yang berbelanja disana. Street food-nya juga banyak pilihan dengan harga yang terjangkau.
Setelah selesai jalan di Namdaemun market, aku ketemu sama Ayumi. Dari Namdemun market, kita ke hotel dulu buat drib luggage sebelum lanjutin perjalanan. Lokasi hotel Cuma 10 menit jalan kaki dari Hoehyeon station. Sebelum lanjut jalan ke Gyeongbokgung palace, kita makan dulu di salah satu eating theater di dekat hotel. Menu makanannya ya semua masakan khas Korea, aku lupa namanya apa aja, ayam gingseng dan juga cumi asam pedas (lupa apa namanya dalam bahasa Korea)
Jam 15:00 kita berangkat menuju Gyeongbokgung palace dengan naik tube dari Hoehyeon station menuju Gyeongbokgung Station (Seoul Subway Line 3) Exit v .Gyeongbokgung adalah salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi jika ke Seoul.
Gyeongbokgung Palace terdiri dari beberapa bangunan. Bangunan utama dari Istana Gyeongbok ini termasuk Geunjeongjeon, Ruangan Tahta Raja (yang menjadi harta nasional Korea Selatan nomor 223) dan Paviliun Gyeonghoeru yang bertiangkan 48 buah tonggak granit (harta nasional nomor 224) dan juga terdapat kolam bunga teratai di dalamnya. Kini Gyeongbokgung Palace telah menjadi salah satu tempat wisata yang dibuka secara umum. Tidak jarang pula lokasi ini dijadikan sebagai salah satu tempat untuk mengambil gambar film-film bertemakan kolosal.
Kurang lebih selama satu setengah jam kita jalan-jalan di Gyeongbokgung palace. Saat itu pengunjung tidak terlalu ramai, karena belum masuk peak season. Saat sudah masuk pertengahan Maret sampai awal April, adalah musim semi, musim bunga Sakura mekar. Gyeongbokgung palace jadi salah satu objek wisata paling ramai di Seoul. Sayangnya aku kecepetan dateng ke Seoul, jadi gak bisa lihat bunga Sakura. But, it's okay, aku udah pernah liat bunga Sakura dari asalnya,yaitu Jepang, tahun lalu tepatnya.
Sekitar jam 18:30 kita balik dulu ke hotel, dan janjian ketemu sama temen lainnya orang Korea (kenal lewat couchsurfing). Kita rencana nya mau makan kepiting di eating theater di daerah Gwangjin-Gu. Kita ketemu di halte bis terdekat, kemudian bareng-bareng ke eating theater itu naik taksi (loh), kebetulan dia yang mau bayarin taksinya.
Sampai di eating theater itu, kita berempat makan malam bersama. Order banyak makanan semuanya makanan khas Korea. Sambil ngobrol dan tukar cerita samu sama lain. Kurang lebih satu jam kita selesai makan. Perjalanan selanjutnya adalah ke Namsan Tower. Yapss.. Aku sama Ayumi ke Namsan tower pas malem. Supaya bisa liat suasana malam hari di Namsan Tower, katanya sih lebih indah.
Jadilah kita pergi ke Namsan tower, naik omnibus berdua. Sayang banget pas malem itu hujan gerimis. Awalnya mau batalin aja, tapi udah mau deket juga, yasudahlah lanjutkan perjalanan. Dari Jongno-Gu ke Namsan kurang lebih xxx menit dengan bus. Pas malam hari gak terlalu banyak penumpang, tapi tetep ada aja yang punya tujuan sama dengan kita ke Namsan Tower.
Sampai di Namsan Tower, kabutnya tebal banget, hujan gerimis, sedih gak bisa liat towenya dengan jelas. Okelah gak apa-apa, kita langsung ke puncak towernya buat liat gembok cinta yang terkenal itu. Entah kenapa kita gak nemu eskalator, jadilah kita naik tangga sampai diatas (mantaappp). Cuaca masih mendung, kita gak bisa puas menikmati malam hari di Namasan Tower. Cuma sempat jalan sebentar dan foto-foto di gembok cinta itu. Kurang lebih cuma satu jam kita di Namsan tower, karena udah malem juga. Takutnya nanti gak ada omnibus lagi yang bisa anter balik ke tengah kota.
Bus terakhir jam 23:00, kita udah stand upward past times di halte jam 22:30, takut nanti ketinggalan bus. Nunggu limabelas menit akhirnya omnibus datang juga. Sempet was-was juga kalau omnibus gak dateng, soalnya biasa cuma lima menit atau sepuluh menit omnibus udah dateng. Okelah, kita balik ke hotel naik bus. Ditengah perjalan kita salah turun halte, terpaksa naik tube lagi sekali buat sampai di hotel. Sangat melelahkan dan menyenangkan banget! Aku gak melewatkan sedetikpun waktuku di Seoul.